SOSMAS

Sangat Menyentuh, Bang Zul : Apa Gunanya Kita Punya Segalanya, Kalau Masih Ada Masyarakat Miskin dan Banyak Anak Yatim Menangis Setiap Hari!

NUSRAMEDIA.COM, SUMBAWA – Gubernur Nusa Tenggara Barat, berkunjung ke Kabupaten Sumbawa, tepatnya di wilayah Labangka, Jum’at (15/11) kemarin.

Kedatangannya disambut antusias oleh warga setempat. Kehadiran orang nomor satu di NTB itu juga dimaksudkan dalam rangka menghadiri acara peringatan Maulid baginda besar Nabi Muhammad.

Ada hal yang cukup mencuri perhatian dari hal yang disampaikan oleh Gubernur yang kerap dipanggil Bang Zul itu, yakni pesan moral tentang ibadah social.

Menurutnya, memiliki akhlak social yang baik sangat penting. Sehingga dapat menghadirkan manfaat bagi sesama.

“Kadangkala, untuk dirindukan oleh Rasul kita, kita tidak hanya harus datang ke masjid, tidak harus hitam jidat kita, tidak selalu harus berpuasa senin dan kamis, tapi kadang-kadang, Rasulullah pun rindu pada mereka-mereka yang punya akhlak sosial yang menghadirkan manfaat buat anak yatim, orang miskin, dan sesama manusia,” tuturnya.

Baca Juga:  Hari Kemenangan Momentum Perkuat Solidaritas Terhadap Sesama

Gubernur juga mengatakan bahwa semua yang kita punya tidaklah berguna tanpa adanya kebaikan dan berbagi.

Dimana semua yang dimiliki itu kata dia, akan berguna jika masih diberikan kepada orang-orang yang masih serba kekurangan di sekitar.

“Apa gunanya kita punya pondok besar, apa gunanya kita punya masjid besar, apa gunanya kita sering hatam Al-Qur’an, apa gunanya kita sering melakukan ibadah-ibadah yang lain, kalau masih ada masyarakat miskin di sekitar kita, banyak anak yatim menangis setiap hari,” demikian singkat Gubernur memberikan sebuah pesan yang menyentuh untuk dijadikan perhatian bersama.

Bang Zul, mengatakan bahwa Rasulullah menitipkan rindunya pada mereka-mereka yang peduli pada akhlak-akhlak yang berdimensi sosial.
“Mari kita budayakan figur besar bernama Muhammad itu, bukan hanya mengingat puasanya, bukan hanya mengingat masjidnya, tapi mengingat bahwa Rasulullah mencintai anak yatim,” ajak bang Zul.
Bang Zul menceritakan sebuah kisah seorang ulama yang diminta menemui seorang laki-laki yang berada jauh dengan ulama tersebut.
“Ada seorang ulama di Maroko, ia bermimpi bertemu Rasulullah dan diminta untuk menemui seseorang di Mekah, ciri-cirinya disebutkan dalam mimpinya tersebut, karena didatangi berkali-kali, ia mencari laki-laki itu ke mekah,” ceritanya.
Sesampainya di Mekah, lanjutnya, ia menanyakan laki-laki dengan ciri-ciri tersebut, ketika bertemu, ia terheran dengan laki-laki yang berpenampilan biasa namun, mendapatkan salam rindu dari Rasulullah.
Ia menanyakan ibadah-ibadah apa yang telah dikerjakan oleh laki-laki tersebut. Namun, ibadah yang dilakukan hanyalah ibadah biasa. Saat itu juga ia menceritakan mimpinya kepada laki-laki tersebut, seketika laki-laki itu terkejut.
“Saya tidak melakukan hal-hal yang khusus, tapi sejak sepuluh tahun yang lalu, anaknya banyak namun, suaminya meninggal. Karena begitu menderita, saya berjanji kepadanya jika saya mendapatkan rezeki, saya akan bagi dua,” terang laki-laki tersebut.
Dari cerita ini, Bang Zul menjelaskan bahwa, untuk mendapatkan kemuliaan, bukan hanya sekedar beribadah formal saja. Namun, akhlak sosial juga penting dalam mencapai kemuliaan. (red)