SOSMAS

Polisi Diminta Tangkap Pelaku Perusakan Plang Nama Bandara

LOMBOK TENGAH — Masyarakat lingkar bandara meminta aparat kepolisian serius mengusut tuntas pengerusakan nama plang bandara di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Pengasuh Ponpes Mi’rajussibyan Selanglet, Kabupaten Lombok Tengah TGH M Fathi Dikla melihat progres kasus tersebut sampai saat ini polisi belum mengamankan pelaku. Padahal identitas sudah jelas dalan video yang beredar di media sosial. Ia juga berharap dalang intlektualnya diusut tuntas.

“Kami harapkan itu supaya tidak ada kesan dan citra buruk aparat penegak hukum. Jangan sampai kepercayaan masyarakat hilang jika polisi tidak serius,” tegas H Fathi dalam rilisnya, Rabu (6/1/2020).

Ia juga menilai, langkah pihak kepolisian melakukan pendekatan sosial dengan berdiskusi dengan masyarakat untuk mengurai persoalan ini sangat baik, hanya saja masyarakat butuh langkah kongkrit dengan penanganan yang dilakukan.

Untuk diketahui juga, masyarakat Selanglet ini sebagian besar eks pemilik lahan. “Termasuk saya dulu punya tanah 1,2 hektar, belum yang lain. Jadi kalo ikut logika orang yang menolak, seharusnya kami yang paling berhak menolak maupun menerima,” tegas Fathi.

“Ayo serius pak polisi, jangan ada kesan sekedar gugurkan kewajiban saja, karena pantaun kami selama dalam proses penanganan oknum perusak beredar kabar dan kesan tidak serius,” ajaknya.

Ia juga menyinggung soal pemasangan plang nama di pintu masuk bandara tidak ada persoalan jika aparat mengawal dan mengerahkan pasukannya, karena hal itu merupakan keputusan pemerintah pusat.

Kalaupun ada yang mempermasalah soal prosedur dan proses pengusulan sudah terang benderang dijelaskan oleh Kepala Dinas Perhubungan NTB Lalu Bayu Windia.

“Saya meyakini sebenarnya tidak ada masalah di lapangan, maka sebenarnya sangat bisa di lakukan pemasangan nama bandara ini tetapi karena masuknya beragam kepentingan, maka seperti yang kita lihat sekarang,” tegasnya.

Sebagai solusi, ia mengajak semua pihak untuk tabayyun, saling menghargai sebagai upaya bersama membangun daerah. Kondusivitas daerah, utamanya Lombok Tengah harus dijaga karena disitu akan ada event kelas dunia diselenggarakan.

“Jangan sampai ini ada upaya oknum-oknum yang ingin melihat Lombok Tengah dan NTB tidak aman, lalu berimbas gagalnya event itu gara-gara kondusivitas,” katanya sembari mengajak masyarakat dan semua pihak untuk berkomitmen memajukan daerah. (red)