SOSMAS

Kembangkan NTB, Mori Hanafi Berdiskusi dengan Puluhan Cendikiawan Bima-Dompu 

“HASILKAN SEJUMLAH REKOMENDASI”

NUSRAMEDIA.COM, MATARAM — Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram, H Arsyad Abdul Gani menggagas sebuah diskusi dan silaturrahmi dengan 30 cendekiawan Bima-Dompu, Sabtu (7/3) tepatnya di Fave Hotel Mataram.

Turut pula hadir dikesempatan itu, H Mori Hanafi selaku Wakil Ketua DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat. Banyak rekomendasi yang dihasilkan dari pertemuan tersebut.

Pertama sebagaimana diungkap H Mori Hanafi malam kemarin, dirinya menyatakan siap memfasilitasi setiap pertemuan. Kemudian ia juga siap menjembatani setiap ikhtiar dan memperjuangkan hasil rekomendasi agar dapat dianggarkan oleh pemerintah.

Menurut dia, pertemuan itu adalah sebuah pertemuan yang berkualitas dan sarat makna. Mengingat peran para akademisi, doktor, dan pakar dari berbagai bidang sejatinya adalah orang-orang yang sangat berperan penting dalam pengembangan NTB, khususnya Bima-Dompu.

Dikatakannya, dalam sejarah, peran akademisi, yaitu orang-orang terpelajar seperti yang hadir semalam, tak pernah lepas dari majunya suatu bangsa. Prinsip ABCGM, yaitu peran Akademisi, Bisnis, Community, Goverment, dan Media, harus benar-benar diterapkan dalam proses menjalankan banyak sektor di NTB.

Baca Juga:  Ketua DPRD Sumbawa Ajak Ikasum Jaya Bangun Sumbawa

“Pemerintah daerah sebagai pemegang tampuk kebijakan, harus benar-benar bisa memfasilitasi ide, pandangan, dan gagasan, dari para akademisi ini,” kata Mori Hanafi.

Politisi asal Partai Gerindra itu juga memberikan apresiasi kepada para doktor dari Bima-Dompu yang hadir saat itu. “Kepada para doktor dari Bima-Dompu yang hadir, saya memberikan salam hormat setinggi-tingginya, atas sumbangsih pemikirannya untuk daerah kita, terutama banyak pandangan tentang NTB ini yang sejak lama telah banyak disampaikan kepada saya pribadi,” ucapnya.

“Semoga para pakar kita, doktor-doktor yang berdedikasi ini, selalu mampu mengeluarkan karya-karya baru, baik dalam bentuk ide dan gagasan, mengenai bidang masing-masing yang diperuntukkan untuk majunya daerah kita, dan majunya bangsa ini. Saya sangat mendukung itu, Insya Allah,” demikian H Mori Hanafi sembari mengucaokan salam takzim.

Baca Juga:  Bupati Ajak Masyarakat Tetap Bersatu Walaupun Beda Pilihan

Sebelumnya, H Arsyad Abdul Gani menantang para akademisi agar serius berpikir. Melakukan pemetaan masalah, menyusun roadmap dan blue print pembangunan Bima-Dompu.

Kemudian diharapkan dapat merumuskan rencana tindak lanjut, melaksanakan rencana tersebut secara terstruktur, serius, dan terukur. Rektor UMM itu juga mengaku siap menjembatani dengan para eksekutif maupun legislatif di Kabupaten Bima, Dompu dan Kota Bima termasuk di Pemerintah Provinsi NTB.

Diakhir, para akademisi sepakat membentuk Forum Cendekiawan Bima-Dompu. Selanjutnya, membuat grand design pembangunan di segala aspek.

Termasuk pula, merumuskan pola-pola pemecahan masalah secara rinci dan terukur. Melibatkan para stakeholder seperti investor, pemuda kreatif Bima-Dompu, pelaku bisnis dan pemilik modal yang peduli terhadap pembangunan masyakarat Bima-Dompu.

Adapun yang menjadi keprihatinan mencuat dalam kesempatan itu, antara lainnya seperti persoalan kemiskinan sistemik, pengangguran terbuka, kerusakan moral dan akhlak dan masalah sosial lainnya.

Baca Juga:  PPL Ujung Tombak Pembangunan Pertanian Hingga Tingkat Desa

Adapula mengemuka soal kualitas pendidikan dan SDM, lunturnya nilai nilai dasar yang selama ini dianut dan sempat menjadikan Bima-Dompu menjadi masyarakat unggul. Terlebih soal kerusakan alam dan merosotnya pola pikir dan pola tindak masyarakat yang lebih beradab dan maju.

Tak hanya itu saja, cukup menjadi perhatian money politic dalam setiap kontestasi politik, arah pembangunan NTB yang kurang berpihak ke Bima dan Dompu, mental block para akademisi dan orang orang “hebat” Bima Dompu yang sedikit sekali meninggalkan legacy di tanah kelahirannya.

Serta puluhan masalah lainnya yang harus dipetakan secara sadar agar dapat ditemukan solusi dan penanganan secara komprehensif. Maka dari itu, semua ini membutuhkan komitmen tinggi, solidaritas dan soliditas yang kuat agar eksistensi para akademisi benar-benar bermanfaat bagi masyarakat (dou labo dana) Bima-Dompu. (red)