PEMERINTAHAN

NTB Bentuk Tim Keamanan Siber Daerah

NUSRAMEDIA.COM, MATARAM – Plt. Kepala Dinas Komunikasi, Informatikan dan Statistik (Diskominfotik) NTB, I Gde Putu Aryadi mengatakan kini pihaknya sedang mempersiapkan pembentukan ‘NTB-CSIRT’.

“Untuk mengantisipasi meningkatnya serangan terhadap system informasi yang digunakan pemerintah daerah,” ujarnya kepada media ini, Senin (15/7) di Mataram.

“Mulai tahun ini juga dipersiapkan pembentukan tim keamanan siber daerah atau sebuah tim yang diberi nama NTB – Computer Security Incident Response Team (NTB-CSIRT, Red),” imbuhnya.

Dijelaskan Aryadi, tim tersebut akan bertugas untuk menangani setiap insiden dan melakukan pemulihan keamanan bila terjadi serangan terhadap sistem informasi pemerintah daerah.

Menurutnya, persiapan pembentukan CSIRT tersebut, harus dimulai dari penyiapan SDM dengan meningkatkan kapasitas dan skill dibidang keamanan sistem informasi.

Terlebih, hal ini sangat sejalan dengan kebijakan dan komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur NTB dalam mewujudkan birokrasi bersih dan melayani.

Baca Juga:  Wabup Sumbawa Datangi Sejumlah OPD

Sehingga kata dia, akan semakin banyak pula sistem informasi atau aplikasi yang akan digunakan. Sebagai media untuk memperlancar dan mempermudah pelayanan public.

“Jadi harus diimbangi dengan dukungan keamanan sistem yang handal,” tegas mantan Irbansus Inspektorat Provinsi NTB ini.

Berdasarkan hasil assesmet dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), pada awal bulan Mei yang lalu, NTB dinilai telah siap untuk membentuk CSIRT.

Karena telah memiliki pedoman tata kelola, komitmen dan potensi SDM yang cukup tersedia. Untuk itu, BSSN memberikan prioritas kepada NTB bersama 17 Provinsi dan Kabupaten/Kota lainnya di indonesia untuk diberikan asistensi dalam rangka persiapan pembentukan CSIRT.

Sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh pusat lanjut Aryadi, maka bulan Agustus ini, Tim dari BSSN, sudah dikonfirmasikan akan turun memberikan Asistensi.

Baca Juga:  ASN Diminta Jangan Tambah Libur : "Kalau Tidak Masuk Diberikan Sanksi"

Sehingga moment tersebut akan digunakannya untuk meng-up grading SDM bidang IT  di NTB agar lebih siap jika terjadi insiden.

“Kami memiliki 40 tenaga fungsional pranata komputer yang tersebar di sejumlah OPD. Mereka ini akan terus kami berdayakan untuk mem-back up keamanan jaringan data,” tegasnya.

“Terlebih Pimpinan (Gubernur, Wagub dan Sekda) telah menugaskan agar SDM dibidang IT dimaksimalkan dalam menangani sistem informasi untuk pelayanan masyarakat,” imbuhnya.

Ia menegaskan Keamanan informasi penyelenggaraan e-government di tingkat pusat maupun daerah menjadi sasaran utama serangan siber. Karena dampaknya akan sangat merugikan.

Sebelumnya, pada FGD kolaborasi pusat dan daerah dalam penanggulangan keamanan Siber di Jakarta belum lama ini, Deputi bidang penanggulangan dan pemulihan BSSN, Bridjen Dedi, mengungkapkan bahwa pada tahun 2018 jumlah serangan terhadap sistim informasi pemerintah mencapai lebih dari 224 juta kali atau meningkat 13,4 persen dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga:  Mo-Novi Terus Upayakan Peningkatan Kualitas Infrastruktur di Sumbawa

Karena itu, Dedi mengingatkan agar Pemerintah Daerah terus meningkatkan kualitas e-goverment. Dan memperhatikan aspek keamanannya, dengan memperkuat kapasitas SDM pengelolanya.

Sebab menurutnya, gangguan keamanan dan insiden yang terjadi selama ini, lebih banyak disebabkan oleh faktor kelemahan dan  kecerobohan SDM.

Di NTB sendiri selama tahun 2018 lalu, menurut Gde Aryadi, sejumlah aplikasi pelayanan publik yang digunakannya, juga sempat diretas oleh serangan sebanyak 28  kali.

“Sehingga sempat mengganggu proses pelayanan. Itu data yang berhasil diretas saja. Tetapi kalau intensitas serangan, barangkali mencapai ribuan kali,” demikian. (NM1)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini