EKBIS

Investor Malaysia Bangun Pabrik dan 10 Investasi Lainnya di NTB

NUSRAMEDIA.COM, MATARAM — Program industrialiasi dan NTB ramah investasi yang gencar dilakukan pemerintahan Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Hj Sitti Rohmi Djalillah, kini secara perlahan tapi pasti mulai berjalan.

Sejumlah investor asal negeri jiran malaysia dipimpin Datuk Sri Mohd Rizal Mohd Yusof, Business Development Director perusahaan Al Ansar Bina, yang juga Wakil Ketua Dewan Perdagangan Islam Malaysia (DPIM), membuktikan komitmennya untuk serius berivestasi di NTB.

Sebagai bukti keseriusan itu, Wakil Gubernur NTB didaulat mencanangkan pembangunan pabrik pakan ternak dan peluncuran sepuluh investasi Malaysia di STIP Banyumulek, Rabu (13/11).

Para Investor asal Malaysia ini selain membangun fasilitas pabrik pembuatan pakan ternak berkapasitas 1600 ton perbulan, juga menanamkan modalnya di beberapa sektor usaha lain.

Diantaranya, pembangunan pabrik spandex dan kanal serta pembangunan rumah tahan gempa (RITA) dan pembangunan rumah potong hewan untuk ekspor daging beku di STIP Banyumulek.

Baca Juga:  Dinas P2KBP3A Sumbawa Prioritaskan 11 Desa

Selain itu ada pula kemitraan penanaman Jagung di lahan seluas 2000 Hektar. Pengembangan dan penggemukan sapi di Sumbawa, investasi di Bank Perkreditan Rakyat di kabupaten Lombok Utara, pembangunan resort wisata di Gili Dangar, Sumbawa dan Gili Sulat, Lombok Timur serta pengembangan digital e Scroll untuk Bank Data SDM Industrial.

Wakil Gubernur NTB yang akrab disapa Ummi Rohmi menyambut gembira atas telah mulainya tahapan awal aktivitas investasi para investor Malaysia. Ia menegaskan bahwa program industrislisasi yang dicanangkan adalah untuk kesejahteraan rakyat NTB.

“Alhamdillah, program industrialisasi yang kami giatkan, secara perlahan tapi pasti sudah mulai berjalan,” ungkapnya.

Pihaknya tetap komit untuk mensejahterakan masyarakat, melalui program industrialisasi dan akan terus dilakukan. Namun, pelaksanaannya tetap harus mengedepankan pelestarian lingkungan.

Hj Rohmi menyatakan bahwa NTB ibarat gadis cantik yang memikat para pengunjung. Menurutnya, banyak potensi yang bisa digarap oleh investor. “Kami sangat terbuka dan welcome terhadap investasi dengan konseps simbiosis mutualisme,” tegasnya

Baca Juga:  Desak Food Estate Gunung Mas Dihentikan, Johan Rosihan : "Buang-Buang Anggaran"

Itulah sebabnya kata dia, pihaknya bersama seluruh stakeholder dan segenap masyarakat NTB, kini sangat konsens dan perduli terhadap pembangunan lingkungan melalui program Zero waste.

“Karunia keindahan NTB, harus kita rawat bersama, selamatkan lingkungan dari kerusakan dan tumpukan sampah plastik,” ujarnya.

“Maka kami membangun gerakan pilah sampah dari rumah. Mengelola dan memilah sampah plastik dan sampah organik menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sehingga lingkungan di NTB tetap lestari. Dan sampah yang dikelola dengan baik, dapat mendatangkan berkah bagi masyarkat,” pungkasnya.

Sebelumnya, Business Development Director perusahaan Al Ansar Bina, Datuk Sri Mohd Rizal Mohd Yusof, didampingi istri Ny. Lusiana Susanti dan 4 investor lsinnya, mengungkapkan bahwa untuk membangun 10 proyek investasi di NTB, pihaknya menggandeng konsorsium DnexGroup yang bergerak di bidang fasilitas perdagangan dan energi serta investor lain untuk pariwisata dan infrastruktur.

Baca Juga:  Lalu Hadrian Irfani "Harga Mati"

“Untuk sepuluh investasi yang akan kita mulai di NTB saat ini nilainya sekitar 60 miliar rupiah. Kami mengajak juga beberapa investor untuk sector lain sehingga nilai investasi tentu akan bertambah dari yang sekarang jika ada penambahan sector lain. Harapannya tentu agar tidak ada hambatan dalam realisasi dari semua pihak di NTB. Masyarakat, pemerintah maupun media,” jelasnya.

Pabrik pakan ternak yang akan dibangun seperti dikatakan Datok menggunakan seluruhnya tenaga kerja local termasuk bahan baku produk pakan ternak.

Kapasitas produksi 1600 ton perbulan akan terus ditingkatkan seiring waktu. Jika nantinya telah memenuhi kebutuhan NTB maka dapat saja mengisi pasar Indonesia bahkan ekspor.

“Setelah infrastruktur bangunan pabrik dan asrama pekerja terbangun, baru kemudian melakukan alih teknologi untuk mesin mesin industri yang didatangkan dari Malaysia,” terangnya. (red)