HEADLINE

HUT NTB ke 61 Diharapkan Jadi Motivasi Wujudkan NTB Gemilang

“Pemprov Diminta Gandeng Pelaku Usaha Muda NTB Diluar Daerah”

NUSRAMEDIA.COM, BANDUNG – PT BorSya Cipta Communica (BCC) adalah sebuah perusahaan yang terbilang usianya masih cukup belia. Perusahaan itu berdiri sekitar November 2015 lalu, namun pencapaiannya sungguh membanggakan.

Dimana PT yang dipimpin oleh Boris Syaifullah yang tak lain putra asli NTB kini menjadi salah satu perusahaan di Indonesia yang menyediakan property jaringan telekomunikasi fiber optic kiprah anak negeri.

Boris Syaifullah adalah Presdir dan CEO PT BCC. Pria ini lahir di Desa Labuhan Kuris, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, NTB. Berangkat dari seorang mantan TKI di negeri Gingseng kini ia mulai bersinar.

Selain itu, Boris juga menjadi Ketua Komite Kadin Kota Bandung sekaligus menjabat sebagai Ketua Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel) Jawa Barat.

Ini tentunya menjadi kisah sukses seseorang yang patut untuk dijadikan inspirasi. Kendati demikian, kesuksesan yang diraihnya bukan berarti tanpa lika-liku, pahit dan perjuangan keras.

Alhasil, berkat tekad kuat dan kerjakerasnya, kini semua membuahkan hasil. Yaitu menjadi seorang yang sukses diluar tanah kelahirannya sendiri. Perjalanan Boris sangat pas jika ditautkan dengan sebuah kata berikut.

Yaitu ‘Menjadi sukses didaerah sendiri merupakan hal yang biasa. Namun ketika kita sukses diluar daerah dan bukan merupakan tempat kelahiran kita adalah hal yang luar biasa’.

Baca Juga:  Sayup-sayup "Bermain", Panwascam se-NTB Dikumpulkan

Kini tepat pada 17 Desember 2019 merupakan hari jadi daerah tercinta yaitu Nusa Tenggara Barat. Sebagai seorang putra daerah, Boris Syaifullah memberikan sebuah harapannya, terutama di HUT NTB ke 61 tahun ini.

Dikatakannya, posisi NTB sangat strategis, selain karena jalur trans nasional darat, juga diapit dua propinsi, yaitu Bali yang sudah mapan dengan laju pembangunan pariwisata dan NTT di timur yang sedang bergerak maju di titik Labuan Bajo.

Dari segi demografi NTB kata dia lebih beruntung. Karena penduduk NTB mencapai 5,15 juta jiwa yang terdiri atas 2,55 juta jiwa laki-laki dan 2,63 juta perempuan (Data BPS 2019, Red). Lebih tinggi dari Bali dan NTT.

Keuntungan-keuntungan ini lanjut Boris, ternyata tidak sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi. Terutama pada pertumbuhan enterpreneur muda yang masih stagnan. Bahkan Gubernur sendiri pernah mengakui bahwa jiwa enterpreneur di kalangan anak muda NTB masih rendah dan ada kecendrungan memilih pekerjaan minim resiko menjadi PNS.

“Sebenarnya menggali potensi enterpreneur muda tidak sulit. Selama ini upaya menggali potensi kearah ini masih minim. Ada kesan bahwa keinginan ini hanya slogan dan bersifat sementara. Tidak menjadi sebuah gerakan berinti revolusioner. Bila kita ingin berproses harus diperkuat intinya, semangat, modal dan pendampingan,” tuturnya kepada NUSRAMEDIA, Selasa (17/12).

Baca Juga:  Abdul Rafiq Sebut Program Upland Dapat Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Dicontohkan, seperti persoalan pasar yang selama ini jadi sandungan hasil produksi kreatif anak muda, kini bisa dieksekusi dengan jaringan digital. Dimana saat ini semua berada di era Revolusi Industri 4.0 mengolah pasar secara digital. Bahkan olshop telah melahirkan raja pasar sekaliber Ali Baba bahkan ada juga Bukalapak,Tokopedia, Shopee dan banyak lagi.

“Yang harus dilakukan (Pemerintah) adalah menarik semua tangan -tangan hebat anak muda NTB yang sukses di luar daerah dan gandeng menjadi simpul bagi pengusaha muda NTB. Jadikan mereka mitra jaringan yang meluaskan kesempatan kerja dan pada kesempatan yang sama bisa mengeksekusi pasar bagi produksinya,” sarannya.

“Jika muncul pertanyaan apakah ini bukan mimpi? Usaha yang hebat memang lahir dari mimpi tetapi manakala mimpi itu hadir kita harus segera bangun-terjaga dan segera realisasikan. Kita tidak bisa hidup hanya dari mimpi, angan-angan kosong belaka,” imbuh Boris bersemangat.

Lebih lanjut, ketika merealisasikan mimpi, pengusaha muda diabad digital memang harus disokong kekuatan signal dan IT yang bagus. Pemahaman ini menurutnya, masih sangat minim di kalangan pengusaha muda NTB. Sebuah riset Universitas Indonesia (2019) menyebutkan angka pengguna internet di NTB hanya 2,1 juta dari jumlah penduduk 5,15 juta orang.

Bahkan masih kata dia, angka ini semakin kurang jika dirujukkan pada pengusaha yang intens ber IT mengelola bisnisnya. “Mengapa ini tidak jadi basis mereka berbisnis? Pertama karena jaringan yang belum mengcover semua area, banyak blankspot dan belum tersentuh jaringan. Kedua mentalitas pengusaha muda masih belum kuat dalam pemahaman dan value added dengan basis internet. Jadi jaringan harus segera mengcover semua area sehingga arus informasi, akses pasar dan jaringan antar pengusaha cepat terjalin,” ujarnya.

Baca Juga:  Wabup Novi Terjun Langsung Berikan Bantuan

“Intinya bahwa saya ingin mengatakan sinergitas pelaku usaha anak-anak muda NTB di daerah dan luar daerah harus diperkuat, gandeng tangan mereka berinteraksi dan tidak boleh ada anggapan akan menjadi peluang bersaingan,” tambahnya lagi.

Lebih jauh, putra asli Sumbawa itu berharap khususnya kepada pemerintah daerah provinsi agar agar dapat menumbuhkan jiwa entrepreneurship dikalangan muda NTB sekaligus memperkuat jaringan IT.

“Tumbuhkan terus jiwa enterpreneurship dan kuatkan jaringan IT. Sehingga kendala pasar dapat dieliminir ketitik terbawah. Dan jangan lupa angkatan kerja profesional dan kaya pengalaman para purna TKI bisa jadi master perubahan diantara para palaku usaha yang ada saat ini,” ungkap Boris Syaifullah sembari mengucapkan selamat hari jadi bagi daerah tercinta yang ke 61 dan mengajak NTB dapat menunjukkan diri provinsi yang Gemilang. (red)